Jakarta, Beritasatu.com – Ketua Asosiasi Kesehatan Remaja (AKAR) Indonesia, dr Fransisca Handy mengatakan, remaja Indonesia rentan mengalami beragam masalah kesehatan selama pandemi Covid-19. Mulai dari masalah kesehatan fisik yang juga bagian dari rantai penularan Covid-19, masalah obesitas serta penyakit tidak menular lainnya hingga ke masalah psikologis seperti adiksi internet, depresi dan sebagainya.
Untuk membantu masalah remaja tersebut, AKAR Indonesia meluncurkan buku berjudul “Aku Siap Hadapi Covid-19” secara daring, Minggu(14/2/2021). Tujuan penerbitan buku untuk membekali remaja melewati masa-masa sulit dengan logis dan tetap sehat.
“AKAR Indonesia dan ChildFund International di Indonesia ingin menemani dan membekali remaja Indonesia melalui berbagai cara dalam memutus rantai penularan Covid-19 karena mobilitas dan aktivitasnya yang besar,” kata dr Fransisca, dalam siaran pers yang diterima Beritasatu.com, Senin (15/2/2021).
Dokter spesialis anak ini mengatakan, remaja merupakan populasi dengan dampak psikososial yang amat besar, tetapi masih kurang mendapat perhatian. Diperlukan peran aktif dari orang tua dan lingkungan sekitar agar para remaja bisa tetap bertumbuh sehat dalam melewati pandemi Covid-19.
“Kita tidak tahu kapan pandemi akan berakhir walaupun sudah satu tahun berlalu. Remaja sedang berada dalam tahap untuk mengembangkan beragam kapasitas diri dan pandemi ini sangat mempengaruhi proses tumbuh kembang,” kata dr Fransisca.
Fransisca menyebutkan, di masa pandemi Covid-19 ini, adanya kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan berbagai keterbatasan aktivitas luar rumah membuat remaja rentan dengan masalah psikologis dan kejiwaan. Untuk menyiasati kondisi yang sulit ini, sekolah dan orang tua perlu untuk menjalin kerja sama dengan tenaga kesehatan seperti dokter dan juga puskesmas.
Sekretaris AKAR Indonesia dr Dyana Velies menambahkan, apabila remaja mengalami emosi yang tidak stabil, bisa mencari bantuan secara online ke klinik.
“Buku ‘Aku Siap Hadapi Covid-19’, memuat cara-cara dasar yang bisa dilakukan remaja untuk mengelola emosi dengan sehat dan mengetahui kapan perlu ke layanan profesional,” katanya dalam diskusi tersebut.
Sementara Nia Yuniarsih, guru bimbingan dan konseling pada SMPN 139 Jakarta, dalam diskusi itu mengatakan, sekolah perlu untuk berkomunikasi dan melakukan kerja sama dengan puskesmas apabila ada remaja yang mengalami masalah kesehatan jiwa. Sebelumnya puskesmas akan melakukan asesmen, jika diperlukan bisa segera dirujuk ke tenaga profesional seperti psikolog atau psikiater.
“Guru perlu melakukan komunikasi dengan orang tua dan siswa, dan melalui video call, guru dapat menyapa siswa dan orang tua serta dapat mengetahui masalah yang dihadapi siswa dengan melihat kondisi siswa selama PJJ sehingga guru dapat memberikan bantuan sesuai kendala yang mereka hadapi,” ujarnya.
Grace Hukom selaku Program and Sponsorship Director ChildFund International di Indonesia, menyambut baik penerbitan buku tersebut. Menurut dia, buku tersebut sebagai bagian dari pengembangan kecakapan hidup untuk remaja khususnya di bidang kesehatan.
“Kita percaya remaja yang sehat akan menjadi remaja yang lebih produktif dan bisa menggali potensi mereka untuk masa depan bangsa,” ucapnya.
Artikel sumber: https://www.beritasatu.com/nasional/733087/akar-indonesia-luncurkan-buku-panduan-untuk-remaja-hadapi-covid-19